REVOLUSI DI
AMERIKA LATIN
OLEH :
Suswandari, Prodi Sejarah
FKIP UHAMKA
A.
Situasi AL Sebelum
Revolusi
Corak revolusi
di Amerika Utara
dilaksanakan oleh para
kolonis Inggris. Sedangkan
revolusi di Amerika
Latin dilaksanakan oleh semua orang termasuk kelompok
Negro merdeka. Saat
gerakan revolusi meletus,
baik itu Indian,
mestizo, creole
ataupun Zambo dan negro
saling membantu untuk
dapat melepaskan diri
dari sikap konolialisme
orang – orang Eropa. Walaupun
pemerintahan bagnsa Eropa
di Amerika Latin
sudah berusaha untuk
tidak terlalu mencampuri
urusan bangsa Indian
dan lain – lain, mereka
tetap menaruh dendam
pada pemerintah kolonial.
Suara – suara protes mereka
tidak pernah didengarkan
dan mereka diperlakukan
seperti budak di
tanah sendiri.
Golongan meztizo yang
merupakan keturunan campuran
antara orang Indian
dengan kulit putih
juga merasakan kegelisahan
yang sama selama
pemerintahan kolonial menguasai
mereka. Sebagai keturunan
campuran mereka tidak
diterima secara ikhlas
pada kedua golongan
tersebut. Dalam soal
ekonomi, mereka tidak
mempunyai hak – hak untuk
melakukan dagang sebagaimana
mestinya. Sementara itu
secara spiritual, mereka
dianggap out caste yang
harus membentuk dunia
sendiri. Mereka membenci
pemerintah colonial, karena
mereka mempunyai anggapan
bahwa merekalah yang
pas menjadi bagsa
Amerika Latin.
Kelompok Creol juga
membenci pemerintah kolonial.
Semula mereka mempunyai
hak – hak istimewa. Tetapi
dengan berkuasanya orang
kolonial mereka menjadi
kehilangan hak istimewanya.
Secara umum orang – orang
peninsulares yang
berkedudukan sebagai kolonis
mendominasi dalam berbagai
bidang kehidupan baik
ekonomi, politik, sosial
dan keagamaan. Kelompok
Creol dilihat sebagai
minoritas dan dikeluarkan
dari kelompok peninsulares. Mereka
juga dilarang untuk
menduduki jabatan yang
menguntungkan. Oleh karena
itu, golongan Creol terus
berusaha agar bisa
mendapatkan kedudukannya kembali.
Mreka merasa sebagai
orang Amerika dan
menaruh dendam pada
kesombongan kulit putih.
Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa
semua golongan di
AL berusaha untuk
menghapuskan pemerintahan kolonial.
Keputusan untuk melakukan
revolusi ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan – perkembangan di
dunia Barat selama
abad 18. Misalnya
naiknya dinasti Bourbon dari
Perancis ada yang
menjadi raja di
Spanyol. Hal ini
menyebabkan ide – ide yang
berkembang di Perancis
menyebar di Spanyol
dan dibawa di
AL. Banyak pemuda
creole yang
belajar di Perancis.
Mereka banyak mengkaji
tulisan Voltaire, rousseau, montesquieu,
Raynal dan lain
sebagainya. Buku – buku mereka
dapat menyebar ke AL.
Orang creol yang belajar dari Raynal
tentang semangat untuk
menyerang kezaliman orang
Eropa di benua
AL. Dari Montesquieu mereka
mengetahui tentang keburukan
para bishop dan
bangsawan. Dari Voltaire
mereka belajar tentang
perlawanan terhadap pemerintahan
yang absolut. Dan
dari buku Rousseau mereka
belajar tentang teori kontrak
sosial yang menjelaskan
tentang kekuasaan yang
berasal dari rakyat
perlu ditumbangkan. Dengan
ini mereka sangat
yakin revolusi memang
diperlukan untuk menumbangkan
pemerintah kolonial.
Revolusi yang
mula – mula muncul di
Amerika Utara memberi
semangat di AL.
Pemikiran Thomas Jefferson, Thomas
Paine dan lain- lain
sangat mempengaruhi semangat
mereka. Mereka juga
mengikuti perkembangan di
Perancis, yang memperlihatkan bahwa
golongan ketiga berhasil
merebut penjara Bastille dan
Louis XVI
dipenggal lehernya. Semboyang
liberty, egality
dan fraternity menjadi
semboyan pergerakan di AL.
Saat kekuatan
revolusi di AL meningkat,
kejayaan Spanyol dan
Portugis justru menurun.
Pada awal abad 19,
Portugis dan Spanyol
bukan lagi termasuk
negra yang disegani
di Eropa. Dalam
istana kerajaan Spanyol
dan Portugis banyak
ditemukan intrik – intrik dan
korupsi. Hal ini
menyebabkan kewibawaan kerajaan
menurun.
Beberapa hal
yang menyebabkan menurunya
kewibawaan kerajaan Spanyol
dan Portugis menurut
antara lain:
1.
Keluarga Freemasons
yang masuk abad
18 dan menjadi
penasehat raja Spanyol,
telah mengimport ide – ide
pencerahan dari Perancis.
Mereka mempengaruhi kalangan
istana untuk melakukan
intrik –intrik
2.
Golongan Yesuit
: mereka memberikan
pengaruh pada kebencian
pada raja. Setelah
mereka diusir dari
Spanyol tahun 1767,
mereka mencari perlindunagn
di Eropa Barat.
Mereka bekerjasama dengan
siapa saja untuk
menyerang kerajaan yang
memusuhi Societas Yesus.
3.
Orang Yahudi
: mereka diusir
dari Portugis dan
Spanyol dan melarikan
diri ke Eropa
Barat. Mereka kebanyakan
pintar dan kaya.
Mereka banyak melakukan
kritik terhadap kerajaan
Spanyol dan Portugis
B.
Pelopor Revolusi
Pelopor revolusi
berasal dari kelompok
Indian diwakili oleh Tupac
Amaru, negro Toussain
L’Overtur, dan Creole
Jose Miranda. Yang pertama dilakukan
oleh Tupac Amaru Ɣdalah bergabung
dengan orang India
yang menderita. Perlakuan
kolonial terhadap orang
Indian di Peru
dalah yang paling
buruk. Mereka diusir
dari tanah – tanah mereka
dan dipaksa bekerja
di daerha pertambangan.
Para pendeta bekerja
sama dengan pemerinta
kolonial untuk menekan
orang – orang Indian. Tupac Amaru merasakan kekejaman
ini dan mengadukan kepada
raja muda Spanyol
tetapi tidak pernah
ditanggapi. Kemudian dikumpulkan
8000 orang Indian
untuk menyerang kolonial.
Mereka berhasil menguasai
Peru dan sebagian
besar Bolivia dan
Argentina. Tetapi diakhir
perjuangannya Tupac
Amaru ditangkap dan
dibunuh oleh kolonial.
Pembunuhan ini menimbulkan
kemarahan besar dan
orang Indian mengadakan
serangan lebih besar
terhadap pemerintah kolonial.
Toussanit L’Overture adalah seorang
budak negro asal
Afrika. Ia memimpin
budak – budak negro untuk
melawan pemilik kebun
perkebunan bangsa Perancis
di Haiti. Meletus
gerakan revolusi 1787.
Situasi Haiti saat
itu sangat diskriminatif. Masyarakat
terbagi dalam tiga
kelompok. Yaitu kelompok
atas yang terdiri
dari orang kulit
putih yang mayoritas adalah
orang Perancis, kelompok
bawah yaitu budak
negro dan kelompok
antara yaitu percampuran.
Apa yang terjadi
di Perancis segera
mempengaruhi situasi Haiti.
Banyak budak melarikan
diri dari tuannya.
Toussaint memiliki
tuan yang baik. Sehingga ketika
revolusi meletus tindakan
yang pertama kali
dilakukan adalah menyelamatkan
keluarga tuannya. Toussanit berhasil
menguasai Haiti. Ia
segera mengangkat diri
sebagai penguasa, mengumumkan
konstitusi, dan melarang
import budak dari
Afrika. Pernacis dibawah
Napoleon berusaha kembali
untuk menguasai Haiti.
Dikirimnya 25.000 tentara
di bawah pimpinan
seorang keponakannya Jendral lecierc.
Karena kesulitan untuk
menangkap Toussaint, Jendral
itu mengundangnya untuk
mengadakan perdamaian. Tetapi
yang terjadi justru
Toussaint ditangkap
dan dipenjarakan. Toussaint meninggal
di penjara tahun
1803. Toussanit kalah dalam pernag
tetapi Haiti merdeka
tahun 1804.
Tiradentes seorang Brasilia
yang melawan pemerintahan
Portugis tahun 1788
di Minas Gerais (daerah
pertambangan Portugis). Dia seorang dokter
gigi. Inilah yang
menyebabkan dia dijuluki
Tiradentes, karena
nama aslinya Joaquim de
Silva Xavier. Dia
menaruh dendam pada pemerintahan Portugis.
Ketika harga emas
menurun, Portugis berusaha
menaikkan pendapatan dengan
menarik pajak yang
tinggi pada rakyat
dan menurunkan upah.
Para pekerja memprotes.
Kondisi ini segera
mendapat dukungan dari
anggota militer dan
pendeta yang tidak
sepaham dengan Portugis.
Protes para pekerja
ini segera berubah
menjadi tuntutan terhadap
penghapusan pada perbudakkan.
Tindakan ini yang
akan mendorong kemerdekaan
Brasilia.
TIMBULNYA REPUBLIK
DI AMERIKA LATIN
Oleh : Suswandari
Program Studi
Pendidikan Sejarah UHAMKA
Sejarah Amerika
Latin sepanjang tahun
1791 hingga tahun
1824 merupakan sejarah
perjuangan untuk memperoleh
kemerdekaan dan mempertahankan hak – hak
asasi manusia sebagaimana
yang tertuang dalam Piagam
Magna Charta dari
Inggris. Gerak perjuangan
merebut kemerdekaan memang
berhasil secara politis
dan fisik dan
mental spiritual. Secara
politis adalah tercapainya
kemerdekaan, fisis berarti
adanya perubahan pemilkian
kawasan menjadi kawasan
nasional negara – negra yang
bersangkutan, sedangkan secara
mental spiritual adalah
munculnya kesadaran alan
pengabdian dan kecintaan
pada tanah air
dalam bentuk pemerintahan
sendiri.
A. Beberapa faktor
pendorong munculnya gerakan
nasional Amerika Latin:
a.
Diskriminasi
rasial : Dalam
hal ini golongan
Peninsulares menikmati semua
hak politik dan
sosial serta ekonomi
dan memandang rendah
golongan Creol, Mertizo
dan Indian, meskipun
mereka kaya dan
terpelajar. Akhirnya mereka
bersatu untuk menentang
golongan Peninsulares yang
berkuasa.
b.
Monopoli
perdagangan : Dalam
hal ini aktivitas perdagangan
hanya memperkaya orang
Peninsulares tidak memperhatikan
berbagai komponen penduduk
yang lain.
c.
Tingginya
pajak dan bea
yang hanya dibebankan
kepada orang Creol,
Mestizo dan Indian.
Misalnya pajak jula
beli, pajak tanah,
pajak garam, pajak
kertas dan sebagainya.
d.
Tradisi revolusi telah
memiliki oleh bangsa
Indian sejak abad
16 yaitu ketika
orang Spanyol menginjakkan
kaki pertama kali
di kawasan ini.
e.
Pengaruh
Revolusi Amerika Serikat
dan Revolusi Perancis.
Berhasilnya kedua revolusi
tersebut mendorong mereka
untuk bangun merebut
kembali kemerdekaan.
B. Bentuk –
Bentuk Republik di
Amerika Latin :
Aktivitas gerakan
nasionalisme di Benua
Amerika Latin melahirkan
negara – negara merdeka dalam
kawanan yang berbeda – beda. Sampai
saat ini terdapat
tidak kurang dari
20 negara yang
berbeda sistem politik
dan kebijakan ekonominya
di Ameika Latin.
Adapun negara tersebut
antara lain:
1.
Argentina
sejak 9 – 7 – 1816 pejuangan
San Martin
2.
Bolivia 15 – 6 -1813
(Simon Bolivar)
3.
Brazilia 7
-9-1822 (Dom Pedro)
4.
Chili 2 – 2 –
1817 (San Martin)
5.
Columbia 15 – 6 –
1813 (Simon Boliviar)
6.
Costa Rica 15 – 9 – 1821
(Pastor jose Simon
Canas)
7.
CUBA 10 – 12 –
1898 Perjanjian Paris
8.
Dominica 1844 Juan
Pablo DUARTO
9.
Ecuador 15 – 6 –
1813 Simon Boliviar
10. El Salvador
15 – 9 – 1821 Pastor Jose
Simon Canas
11. Guatemala 15 – 9 – 1821
12. Haiti 1 – 1 – 1804
(Juan Jacques Dessalines
13. Honduras 15 – 9 – 1821
(Pastor Jose Simon
Canas)
14. Maxico 24 – 8 – 1821
15. Nicaragua 15 – 9 – 1821
Pastor Jose Simon
Canas
16. Panama 1903
17. Paraguay 1816
(Jose Gaspar RodrĆguez)
18. Peru 28 – 7 – 1821
(San Martin)
19. Uruguay 1816
(Jose de Artigas)
20. Venezuela 5 – 7 – 1811
Berbagai daerah
yang maĆz belum
memilki kemerdekaan penuh
antara lain :
1.
Jajahan
Inggris : British
Hondoras, British GUINEA,
Bahama, Bermuda, Barbados
2.
Jajahan USA :
Virginia Island
3.
Jajahan
Belanda : Suriname,
Netherlands Antiles
4.
Perancis :
French Guinea, Guadaloupe,
Martinique in the West Indies
C. Persoalan
Yang Dihadapi setelah
Kemerdekaan:
Munculnya pertentangan
antara harapan dan
kenyataan, antara idealismo
dan realismo. Keterbelakangan
selama tiga Abad
ingin diubah dalam
waktu singkat, sedangkan
kemampuan SDM masih
sangat kurang. Masyarakat
belum berpengalaman untuk
berpolitik ataupun membentuk
partai politik, masih
banyaknya penduduk yang
buta huruf, kurangnya
lembaga pendidikan, terlalu
banyak wabah penyakit,
masyarakat bercorak aristoktrat
dan feodal.
Pertentangan yang
paling mencolok adalah
mengenai arah dan
tujuan perang kemerdekaan.
Orang Creol pada
umumnya memegang tampuk
pimpinan, perang kemerdekaan
berarti diusirnya penjajah
dan dibentuknya pemerintahan
sendiri yang merdeka
dan berdaulat. Bagi
rakyat pada umumnya,
terutama orang India
dan budak negro, yang
merdeka inginkan adalah
emansipasi sosial dan
keadilan sosial. Di
samping to banyak
juga terjadi pertentangan
tentang bentuk pemerintahan.
Mana yang lebih
baik monarki atau
republik.
Masalah lain
yang muncul :
1. Masyarakat A.L
bersifat aristokrat. Kelas – kelas
dalam masyarakat masih
kuat. Paling atas
adalah kelas tuan
tanah dan bangsawan
gereja yang umumnya
adalah orang – orang Spanyol.
Kedua golongan pedagang
dan industrialis. Ketiga
golongan rakyat miskin,
petani, penggarap tanah,
buruh dan sebagainya.
Terdapat golongan baru
yang berasal dari
orang – orang militer yang
disebut dengan caudillo.
Mereka merasa berjasa
dalam perang kemerdekaan.
Kelas ini yang
kemudian membangun kediktatoran
militer atau caudillismo
di Amerika Latin
2. Dalam masalah
pendidikan masyarakat tetap terbelakang. Pendirian
sekolah terbentur pada
persoalan biaya.
3. Di bidang
agama, rakyat menganut
agama Katolik Roma. Sedang golongan
India, Negro, Mestizo,
Mullato umumnya menganut
campuran Katolik dan
kepercayaan tradisional.
4. Masalah Kepemilikan
tanah : Tanah
luas (latifundia) dimiliki
kalangan bangsawan dan
gerja. Para pekerja
disebut encomiendas.
Hal – hal inilah
yang nanti akan
menjadi pengganggu dalam
aktivitas pembangunan di
negara AL sesudah
kemerdekaan.
GAMBARAN PERKEMBANGAN
POLITIK
DI
AMERIKA LATIN
(Dra. Suswandari,
M. Pd. Prodi
Sejarah FKIP UHAMKA)
I. Intervensi
Barat Periode II
Benua Amerika
Latin telah menjadi
mosaik bagi lahirnya
negara – negara baru sebagai
hasil perjuangan menentang
pendudukan Bangsa Barat
sejak abad 16.
Keberhasilan meraih kemerdekaan
bukan berarti intervensi
bangsa asing di
kawasan ini selesai.
Berbagai bentuk intervensi
asing sesudah perang
kemerdekaan boleh dikatakan
sebagai duplikasi dari
datangnya kembali penjajahan
bangsa asing. Bangsa
asing yang masuk
ke benua AL
sekarang ini antara
lain Inggris tahun
1700 yang menjajah
daerah jajahan Spanyol
di Karabia dan
Amerika Tengah. Kemudian
Belanda juga merampas
kawasan jajahan Spanyol
di Karabia. Perancis
juga melakukuan hal
yang sama. Pada
abad 19 masuk
Inggris, Jerman dan
Italia menyerang pantai
Venezuela, karena Venezuela
tidak melunasi hutangnya
kepada Inggris. Situasi
ini melahirkan Doktrin Dragon.
Situasi ini
semakin ramai manakala
Amerika Serikat ikut
ambil bagian dalam
perang saudara di
Meksiko. Aktivitas Amerika
ini dilindungi dengan
Doktrin Monroe,
yang diamanatkan oleh
Presiden Monroe tanggal
2 Desember 1823
kepada Konggres Amerika
yang berbunyi sebagai
berikut :
” setiap campur
tangan negara Eropa
terhadap negara yang
baru merdeka di
kawasan Amerika dipandang
sebagai tindakan tidak
bersahabt terhadap Amerika
Serikat. Secara umum
lahirnya Doktrin Monroe
ini untuk melindungi
warga Serikat yang
ada di Amerika
Latin”.
Contoh :
Amerika Serikat melakukan
investasi di Kuba
tahun 1898,1906,1912 dan 1917 dan
1961. Kemudia di
Panama tahun 1903,1908,1912,dan 1918
yang berhubungan dengan
terusan Panama. Dilanjutkan
dengan intervensi ke
Nicaragua tahun 1912,
Guatemala lewat Honduras
(1954) dan Republik
Dominika (1965)
Persoalan politik
lain yang sangat
khas di Amerika
Latin adalah munculnya
semangat paternalisme. Ikatan kebapakan
yang sangat kuat, dan
akan melahirkan fanatisme
kepada pimpinan yang
sangat fanatik. Figur
kebapakan dibawa ke
lingkungan sosial politik
dengan bapakisme dan
pemimpinisme. Contoh, di
Kuba muncul Fedelismo dan
pengikutnya disebut Fideiista, kemudian
di Argentina muncul
Peronismo, pengikutnya
disebut Peronista.
II. Lahirnya
Regionalismo:
Faktor tumbuhnya
regionalismo di Amerika
Latin dengan ulasan sebagai
berikut :
a.
Perlunya ada kerjasama
dalam negara – negara di
Amerika Latin untuk
bersama – sama mengkonsolidasikan hasil
perang kemerdekaan dan
revolusi
b.
Melihat adanya
intervensi asing baik
berupa fisik ataupun
politik beruapa penertrasi
sosial, ekonomis dan
kultural.
Situasi ini
melahirkan beberapa tokoh
pejuang regionalisme Amerika
Latin seperti Simon Boliviar, yang
selalu mengupayakan adanya
konggres kerjasama. Namun
gagal, akan tetapi
gagasan regionalisme terus
dikembangkan.
III. Peran
Militer dalam Percaturan
Politik AL
Suatu faktor
yang sangat penting
dalam membahas politik
AL adalah peran
kelompok militer. Hal ini disebabkan
karena militer merupakan
faktor dinamisasi bahkan
pendobrak dalam menemtukan
perjuangan fisik melawan
penjajah Spanyol. Setelah
perjuangan selesai mereka
mengatur diri dalam
organisasi militer yang
lebih solid. Akibatnya
mereka merasa berhak
untuk turut ambil
bagian dalam percaturan
politik. Motif politik
yang berupa tanggung
jawab untuk mengatasi
suatu kemacetan politik
yang disebabkan oleh
pergolakan partai politik,
sehingga kelompok militer
merasa sebagai juru
selamat atau setidak – tidaknya sebagai
balancer dari kekuatan yang saling
bertentangan. Contoh dikatotor
militer di Peru
1984 dengan Jendral Manuel
Odria yang menguasai perkebunan
coca penghasil kokain yang
terkenal di seluruh
dunia. Adakalnya diktator
militer didukung oleh
sekelompok sipil yang
mempunyai kepentingan bersama,
untuk melakukan coup.
Masalah coup atau
kudeta dalam percaturan
politik di AL dianggap
sebagai hal biasa.
Pada umumnya rakyat mendukung,
meski kadang golongan
cendekia menentangnya. Hal
ini disebabkan karena antara
lain:
a.
akyat sudah terbiasa
dengan tindakan kudeta.
Pada tahun 1930 – 1971
di AL telah
menjadi 87 kali
kudeta militer yang
berhasil
b.
Karena
golongan militer mempunyai
akar yang kuat
di hati masyarakat
c.
Di kalangan masyarkat
tumbuh pandangan bahwa
militer adalah pengemban
cita – cita nasionalisme dan
patriotisme, sehingga perlu
didukung
d.
Rakyat yang hipernasionalisme, yaitu
melihat militer sebagai
suatu kubu yang
kuat untuk menentang
komunisme
e.
Fungsi
militer yang sejak
jaman penjajahan Spanyol
adalah sebagai prajurit
barak penjaga keamanan
desa, distrik, kota,
dan selanjutnya menjaga
keamanan dalam negeri
dan tidak pernah
disiapkan untuk bertempur
di luar negeri
Beberapa contoh
aktivitas militer di
dalam negeri antara
lain pada 1937
militer Republik Dominika
melakukan pembunuhan terhadap
buruh Haiti yang
mogok, di El Salvador
1932 militer menindak
kaum tani yang
mogok 10.000 petani
tewas. Dasar militerisme
di AL karena adanya
sistem politik pelarangan
keterlibatan masyarakat dalam
menentukan kebijakan pemerintah.
Militer profesional sangat
jarang di AL
yang ada politik
sebagai unsur penegak
stabilitas sosial dan
politik. Contoh Guatemala
(1950), Bolivia (1952),
Brasil (1962).
HUBUNGAN AMERIKA
SERIKAT
DENGAN
NEGARA NEGARA
DI AMERIKA LATIN
(Oleh Suswandari,
Prodi Sejarah FKIP
UHAMKA)
Negara – negra di
Amerika Ltin mendapatkan
kemerdekaannya pada revolusi
ke III yang
terjadi di dunia
Barat, yaitu Revolusi
Amerika, Revolusi Perancis
dan Revolusi Amerika
Latin. Ketiganya saling
berkaitan, karena revolusi
yang sebelumnya mengilhami
revolusi berikutnya. Tahun
1829 merupakan tahun
yang menentukan di Ayacucho
Peru, karena Spanyol,
Portugis, dan Perancis
yang memiliki daerah
kekuasaan luas, setelah
pertempuran tersebut menjadi
kehilangan kekuasaanya. Spanyol
tinggal menguasai Kuba
dan Puerto Rico,
sedangkan Inggris dan
Perancis tinggal memiliki
beberapa wilayah di
Kepulauan Caribia.
Usa yang
dilakukan bangsa – bangsa Eropa
dalam menghadapi gerakan
revolusi di AL
sama dengan yang
dilakukan Inggris ketika
menghadapi pemberontakan kaum
kolonis di Amerika Utara. Hanya
perbedaannya dalam menghadapi
gerakan revolusi di
AL negara – negara Eropa
sendiri sedang terlibat
dalam peperangan untuk
melawan dominasi Perancis.
Mereka berkoalisi untuk
menundukkan sepak terjang
Perancis di daratan
Eropa. Setelah perang
selesai negara – negra Eropa
membentuk Aliansi Suci dan Aliansi
Besar. Isinya antara
lain, jika ada
seorang raja diberontak
oleh rakyatnya, maka
raja – raja lain harus
membantu raja tersebut
untuk menentang pergerakan
rakyat.
Kerajaan di
Eropa inilah yang
menjadi sebab mengapa
Portugis, Spanyol dan
Perancis tidak berhasil
menumpas pergerakan koloninya
di AL. Haiti
melepaskan diri dari
Perancis tahun 1804.
Negara – negara jajahan Spanyol
melepaskan diri dalam
kurun waktu 1810 – 1824.
Ketika bangsa – bangsa Eropa
sedang berperang dan
saat negara – negara di
AL berusaha melepaskan
diri dari kekuasaan
bangsa Eropa. AS
juga merencanakan untuk
membentuk imperium dari
laut ke laut.
Misalnya Loussiana dibeli dari
Perancis 1803, Florida
jajahan Spanyol dimasukkan
dalam wilayah AS
1821, Texas dianeksir
tahun 1845, sebagian
wilayah Mexico dikuasai
tahun 1849. Alaskan
dibeli dari Rusia
1867, 1898, menguasai
Philadelphia.
Gerakan kemerdekaan
di AL kemudian
melahirkan negara – negara baru.
AS menaruh simpati
terhadap gerakan kemerdekaan
di AL, walaupun
orang AS memandang rendah
orang AL. Meski
demikian AS memandang
perlu mengadakan hubungan,
baik karena letaknya
yang berdekatan maupun
untuk kepentingan perdagangannya. Hubungan
AS- AL dibagi
dalam beberapa periode :
a.
1810-1823 : tahap
ragu – ragu
b.
1823-1845 : tahap
tenang
c.
1845-1866 : tahap
tegang
d.
1866-1895 : tahap
interlude
A. Masa
Ragu – Ragu :
Dalam tahap
ini AS bersikap
hati – hati terhadap gerakan
kemerdekaan di AL
Sebenarnya AS tidak
ingin terlibat dalam
gerakan revolusi di AL, tetapi
karena AS ingin
memperoleh keuntungan, kemudian
memberikan bantuan pada
negara – negara AL. Keadaan
seperti inilah yang
membuat sikap AS
menjadi ragu – ragu. Ketika
revolusi meletus AS
memberikan bantuan beruapa
senjata dan kapal – kapal
perangan. Tahun 1818
AS mengirimkan utusan
dagang ke negara – negara yang
sedang berevolusi. Bahakan
tahun 1811 AS
membuka konsulnya di
AL. Tetapi pada
tahun 1812 bantuan
AS dihentikan karena
AS terlebat perselisihan
dengan Inggris. Meskipun
perselisihan dengan Inggris
telah dapat diselesaikan
1814, bantuan AS
ke AL tidak
dilanjutkan lagi. Hal
ini disebabkan karena
negara – negara di AL
yang sedang terlibat
dalam gerakan revolusi
mengalami kemunduran karena
banyak yang menderita
kekalahan dari Spanyol.
Bahkan kemudian AS
menjalin hubungan dengan
Spanyol. Pada tahun
1817 AS memberikan
bantuan lagi. Ini
berkat anjuran dari Henry
Clay, yang mengatakan
bahwa gerakan kemerdekaan
di AL sama
dengan gerakan koloni
AS di Amerika
Utara saat melawan
Inggris, sehingga perlu
dibantu. Maka pada
tahun 1823 keluarlah
Doktrin Monroe.
Adapun prinsip dalam Doktrin
Monroe meliputi : Prinsip
non intervention dan
non kolonisation.
B. Masa
Tenang
Dalam dua
dasawarsa setelah dikeluarkannya Doktrin Monroe
hubungan AS – AL dalam
keadaan tenang. Pada
tahap tersebut AS
disibukkan dengan urusanmengatur daerahnya
yang semakin luas.
Di AS timbul
permasalhan yang berkaitan
dengan masalah perbudakan.
Sedangkan negara – negra di AL juga
sedang sibuk untuk
mebenahi negarnya yang
baru. Misalnya membentuk
konstitusi memilih presiden
dan lain – lain.
Selama dua
dasawarsa tersebut walaupun
sudah dikeluarakan Doktrin
Monroe,
negara – negara Eropa tetap
mengadakan campur tangan
di benua Amerika.
Contoh Spanyol intervensi
di Mexico, Perancis
di Uruguay dan
Argentina, sementara Inggris
melakukan campur tangan
di negara – negra lain
yang jumlahnya lebih
banyak. Misalnya Inggris
memaksa Brasilia untuk
menerima perdagangan Inggris
dan melarang perdagangan
budak. Inggris bersama
Perancis mengadakan campur
tangan di Mexico
dengan mengingatkan rakyat
Mexico agar berhati – hati terhadap
ekspansi AS. Tahun
1833 Inggris menduduki
kepulauan Fakland yang
sudah di calim
Argentina sampai sekarang.
Semua aktivitas
yang dilakukan negara – negara Eropa
terhadap negara – negara di
AL tidak mendapatkan
reaksi dari AS.
Oleh karena itu,
negara – negara AL mengkritik
AS dengan mengatakan
bahw Doktrin Monroe
tidak ada artinya
karena AS tidak
ada niat untuk melindugi negara – negara AL
dari serangan negara – negara Eropa.
Selanjutnya AS mengatakan
bahwa dengan Doktrin
Monroe tersebut tidak
berarti AS memberikan
bantuan militer. Realitanya
bantuan tersebut memang tidak
mungkin diberikan karena
kekuatan AS jauh dari
kekuatan Inggris
C. Tahap
Tension
Berlawan dengan
tahap sebelumnya, pada
tahap ini penuh
dengan ketegangan. Berkembangnya
Manifest Destiny
dan terpilihnya James K.
Polk sebagai presiden
AS menyebabkan tahap
ini penuh ketegangan.
James K.
Polk menjadi marah
krena sikap Inggris
dan Spanyol yang
menghalang – halngi AS merebut
sebagian wilayah Mexico.
Pada waktu AS
mengulangi lagi apa
yang pernah diucapkan
Monroe pada tahun
1823 bahwa tidak
akan ada negara
Eropa yang diijinkan
untuk mendirikan koloni di
AL. Tetapi negara – negara di
AL harus menentukan
nasib sendiri. Oleh
karena itu, AS
mengadakan ekspansi ke
pantai Barat, yang
menyebabkan Inggris Perancis
tersingkir dari wilayah
tersebut. Namun demikian
Inggris masih mempertahankan kekuasaannya
di Carabia. Bahkan
ada keinginan untuk
menguasai Honduras. Usaha
ini diawasi ketat
oleh AS. Terlebih
pada saat Inggris
akan menguasai kota Greyton
yang terletak di
muara S. San Yuan.
Sungai itu penting
bagi AS dan
Inggris sehingga pada
tahun 1850 tercapailah
perjanjian Clayton Bulwen yang isinya
baik Inggris ataupun
AS tidak akan
menguasai S. San
Yuan.
Ekpansi Inggris
ke Nicargua menimbulkan
debat dalam Konggres
di AS. Dalam
debat tersebut untuk
pertama kalinya disinggung
lagi tentang term (batasan)
apa yang sebenarnya
tentang Doktrin Monroe.
Prinsip Doktrin Monroe
mendapat pujian lagi
tahun 1860, saat
AS sedang terlibat
dalam perang saudara.
Pada saat tersebut
dimanfaatkan oleh panyol
untuk menguasai Santo Moingo,
tetapi tidak berhasil
karena dicegah oleh
AS.
Selanjutnya Perancis
juga mengadakan campur
tangan di Mexico.
NapoleĆ³n mengatakan bahwa
apa yang dilaksankan
di Mexico adalah untuk
melawan AS. AS
mengambil sikap tegas
terhadap apa yang
dilakukan Perancis. Pada
tahun itu Seward Menlu
AS mengatakan bahwa
tidak akan mentolerir
terhadap tindakan yang
menghalangi Mexico untuk
membentuk pemerintahan sendiri.
Sikap AS
menjadi lebih keras.
AS tidak mau
mengakui Maciomattan yang didukung
Perancis. AS mendukung
Benito Juarez.
Hal ini berarti
Prinsip Doktrin Monroe
tetap diakui.
D. Tahap
Interlude
Dalam masa
tida dasawarsa setelah
Perang Saudara, hubungan AS – AL kembali
tenang. Hampir tidak
ada serbuan dari
negara – negara Eropa keculai
campur tangan Inggris
terhadap sengketa perbatasan Venezuela Guyana.
Perancis juga lebih
banyak menghadapi masalah
di Eropa. Yang
dilakukan Perancis di
AL hanya campur
tangan di Haiti.
Sedangkan Spanyol terlibat
perang 10 tahun
di Kuba. Negara
Eropa yang benar – benar
menraik diri di
AL adalah Rusia.
Bahkan pada tahun
1867 Rusia menjual
Alaska.
Jika negara – negar Eropa
dalam periode 1866 – 1898
mengendorkan relasi dengan
Amerika Serikat, maka
ada yang dilakukan
AS di AL
yaitu :
1. Presiden Gren
Ullyses S. Grant
menganeksir Rep. Dominika
2. Tahun
1889 atau inisiatif
James G. Blaine
diadakan konverensi Washingtom
yang mebuka jalan
terhadap pembentukan Pan
Amerika
HUBUNGAN
AMERIKA SERIKAT DAN
AMERIKA LATIN PERIODE
1825 – 1960 AN
Tahun 1895
merupakan tahun perubahan
sikap AS terhadap
AL dan terhadap
negara – negara lain. Terdapat
semacam perasaan baru
yang menghinggapi rakyat
AS, yang berhubungan
dengan keberhasilan perkembangan
pertanian, perindustrian, dan
perkapalan. Bahkan boleh
dikatakan AS memiliki
segala sesuatu yang
diperlukan untuk tumbuh
sebagai negara besar.
Tetapi di balik
itu semua, muncul
gambaran- gambaran suram, yaitu
jumlah penduduk akan
bertambah dengan pesat,
hasil pertanian melimpah,
tetapi AS belum
memiliki pasaran. AS
berbeda dengan negara – negara Eropa
yang lain dan
tergolong negara tua
seperti Inggris, Perancis,
Spanyol dan lain
sebagainya. Negara – negara yang
disebut terakhir itu
sudah mempunyai kawasan
jajahan untuk melempar
kelebihan produksinya. Oleh
karena itu, AS
harus mengikuti jejak
negara – negara tua tadi.
Sehubungan dengan itu
muncul berbagai slogan
untuk mebenarkan imperialisme
AS.
Tokoh Angkatan
Laut AS Alfred
T. Mahan mengemukakan
bahwa AS perlu
mempunyai Angkatan Laut
yang kuat untuk
perlindungan dari kekuatan
angkatan laut Inggris.
Bahkan soal agama
pun dijadikan sebagai
alat pembenaran dari
sikap imperialisme AS.
Misalnya AS memiliki
kewajiban moral untuk
menyebarkan agama.